Jumat, 13 November 2015

Universitas Islam Kelas Dunia


Orang banyak berbicara tentang universitas kelas dunia (a world class university), terutama akhir-akhir ini, tetapi tidak banyak yang memberikan batasan jelas apa yang disebut universitas kelas dunia. Dalam istilah ini terkandung keinginan untuk meningkatkan keunggulan universitas dan sekaligus merupakan upaya promosi untuk menarik minat masyarakat kepada universitas tertentu.
Ujung-ujungnya adalah prestise ilmiah dan dominasi dalam bidang kebudayaan dan peradaban.
Sebenarnya tidak ada kriteria baku untuk menilai apakah sebuah universitas termasuk kelas dunia atau bukan. Menurut sebuah survey yang dilakukan oleh Shanghai Jiao Tong University, dari 50 universitas terkenal dunia, 37 buah di antaranya berada di Amerika Serikat, padahal di Eropah banyak universitas yang lebih tua dan juga tidak kurang terkenal.
Menurut-Vice Chancellor, University of Cambridge, ada empat faktor yang membuat sebuah universitas menempati posisi ini.[2] Pertama, universitas kelas dunia harus mempunyai komitmen sebagai universitas paling bagus di semua bidang ilmu pengetahuan. Dalam praktek memang sulit ditemukan universitas paling bagus, tetapi paling tidak ia mempunyai ambisi ke arah itu. Jadi ada semacam ketidakpuasan dengan keberhasilan yang sudah dicapai sehingga ada keinginan menjadi lebih baik lagi.
Kedua, universitas kelas dunia harus terlibat dalam penelitian termaju (cutting-edge research) dan dalam waktu yang sama mendidik generasi mendatang sebagai mahasiswanya. Hal itu karena pendidikan dan penelitian saling terkait. Para peneliti memberikan aspirasi dan sekaligus membawa dampak terhadap mahasiswa. Selanjutnya, mahasiswa akan mendapat aspirasi dan menantang dosen mereka dalam penelitian dan kemampuan ilmiah. Termasuk juga dalam hal ini menjadikan universitas sebagai a research university.
Ketika universitas kelas dunia harus membiarkan para penelitinya bebas bereksperimen, baik berhasil maupun gagal, mereka harus mampu membuat sukses besar dan juga kegagalan besar, karena kegagalan besar sering menghasilkan pencapaian besar.
Keempat, universitas kelas dunia mempunyai batas yang transparan yang memungkinkannya bekerjasama dengan lembaga lain, baik universitas maupun non-universitas, dalam atau luar negeri. Jadi, ia terbuka kepada dunia dan bertujuan untuk membangun peradaban.
Sementara itu, Prof. Hendry M. Levin dari Columbia University dan kawan-kawan yang membuat penelitian berjudul What Is A World Class University?, menyimpulkan bahwa sebuah universitas kelas dunia memainkan tiga peran besar. Pertama, ia mencetak mahasiswa berprestasi terbagus. Kedua, ia mempunyai penelitian, pengembangan dan penyebaran ilmu pengetahuan sangat bagus. Ketiga, ia aktif bersaham dalam kehidupan budaya, ilmiah dan peradaban masyarakat.
Menurutnya, yang menjadi ciri utama adalah publikasi dan sitasi fakultas serta pengabdian universitas dalam aktivitas penelitian. Termasuk juga dalam hal ini adalah kebebasan akademik, fasilitas, pendanaan, keragaman fakultas, mahasiswa, bidang studi dan pemilihan mahasiswa berbakat, kualitas pengajaran dan hubungan ke masyarakat.[3]

Universitas Islam Kelas Dunia
Dari penelitian kedua orang di atas dapat disimpulkan bahwa sebuah universitas kelas dunia adalah sebuah universitas the best dalam segala bidang yang menjadi tujuan berdirinya pendidikan tinggi. Dengan demikian, kriteria ini juga dapat dipakai untuk menilai sebuah universitas Islam. Perbedaannya adalah dari segi tujuan dan misinya. Universitas biasa mempunyai tujuan dan misi sekular, yang memisahkan antara dunia dan akhirat, antara dunia dan agama.
Sebuah universitas Islam bukanlah dengan sebuah misi ilmiah sekular belaka, tetapi bertujuan ibadah dalam rangka menyembah Allah s.w.t. dan menjabarkan perintah Iqra’ (ayat pertama yang disampaikan kepada Nabi Muhammad s.a.w.), yaitu membaca dunia atas nama Allah (bismi rabbik). Dengan demikian, istilah Islamic Studies (ad-Dirasat al-Islamiyyah) mempunyai dua pengertian yang berbeda. Istilah ini relatif muda, lahir dari khazanah kajian Islam yang dikembangkan oleh universitas Barat dan bukan dari tradisi pendidikan Islam. Fokus kajian biasanya pada bahasa Arab, tafsir, Hadits, fiqh, sejarah Islam dan sebangsanya yang menjadi kajian di fakultas-fakultas tradisional dunia Islam seperti Ushuluddin, Syariah dan Bahasa Arab. Pengertian kedua Islamic Studies adalah kajian ilmiah semua bidang ilmu pengetahuan dari sudut pandangan Islam. Islamic Studies dalam pengertian kedua ini dikembangkan melalui sebuah Universitas Islam dengan semua cabang ilmu pengetahuan yang pernah dan ingin dikembangkan oleh sebuah universitas modern. Versi kedua ini sudah mulai dibangun oleh International Islamic University (IIU) di Malaysia dan Pakistan, Universitas al-Azhar di Mesir dan Universitas Aligarh di India. Indonesia juga sudah berusaha merintisnya dengan merevisi IAIN menjadi UIN seperti UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sebenarnya beberapa universitas Islam di atas tidak mempunyai satu tipe, tetapi semuanya mempunyai keinginan yang sama untuk mengembangkan kajian Islam kepada semua disiplin ilmu. IIU di Malaysia dan Pakistan termasuk satu tipe dan dari namanya, yaitu Universitas Islam Internasional atau Antara Bangsa, sudah terlihat keinginan untuk menjadi universitas kelas dunia dan juga dari publikasi-publikasi yang mereka buat. Pembangunannya didasarkan pada apa yang disebut Islamization of Knowledge (aslamat al-ma’rifah) yang pernah dicetuskan oleh Prof. Raji al Faruqi c.s.
Universitas al-Azhar juga merupakan tipe tersendiri. Universitas tertua di dunia ini berubah menjadi universitas dalam pengertian modern setelah pembaharuan tahun 1961 dengan menambahkan fakultas-fakultas baru seperti kedokteran, farmasi, teknik, ekonomi, pendidikan dan lain-lain kepada fakultas ushuluddin, syariah dan bahasa Arab yang sudah ada. Ini mirip dengan perkembangan IAIN menjadi UIN yang terjadi akhir-akhir ini. Bagaimanapun, al-Azhar dan UIN sebenarnya mempunyai tipe yang berbeda. Sementara itu, Universitas Aligarh terutama terkait dengan gagasan Ahmad Khan dan kawan-kawan yang pada mulanya kontroversial, tetapi dalam perkembangan selanjutnya mendapat penerimaan di dunia Islam. Bagaimanapun, Aligarh juga merupakan tipe tersendiri. 

What Next?
Ide universitas kelas dunia bukan suatu yang baru dalam sejarah Islam. Universitas Islam di masa lalu seperti di Baghdad, Cairo, Cordova, Sevilla dan lain-lain pernah menjadi kiblat ilmu pengetahuan dunia di masanya. Islam itu sendiri bersifat universal dan mendunia sebagai rahmat bagi seluruh dunia, Karena itu sudah sewajarnya universitas di dunia Islam menjadi world class university.
Segi lain pengembangan universitas Islam menjadi universitas kelas dunia adalah tabiat bahasa Arab sebagai lingua franca ummat Islam. Secara sejarah, bahasa Arab tidak hanya bahasa agama tetapi juga bahasa Universitas Islam di masa lalu. Bahkan di Andalusía di Eropah, bahasa Arab digunakan sebagai bahasa pengantar, penulisan, penelitian dan penyebaran ilmu pengetahuan. Untuk menjadi universitas kelas dunia, universitas Islam tidak hanya menggunakan bahasa nasional tetapi juga bahasa Arab sebagai bahasa universitas. Ini tentu saja di samping bahasa Inggeris sebagai bahasa internasional dan bahasa internasional yang lain. Bila universitas Islam di Indonesia hanya menggunakan bahasa lokal, maka tidak mungkin diharapkan ia akan menjadi universitas Islam kelas dunia.







[1][1]Disampaikan dalam “Seminar Menuju Internasionalisasi Program Studi Islam”, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 20 Sesember 2008.
university_ /articleshow/2679312.cms.
[3][3] Hendry M. Levin, et.all., What Is A World Class University? Presentation at the 2006 Conference of the Comparative & International Education Society, Honolulu, Hawai, March 6, 2006, pp. 2-3.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar