(Ansari, S.H.I)
Selamat datang mahasiswa baru, sugeng rawuh di
kampusnya sang jenderal, selamat menempa diri dan berproses dalam aktualisasi
diri menjadi mahasiswa. Setiap mahasiswa baru pasti mempunyai cita-cita tinggi
untuk meraih prestasi.
“Apakah saya bisa menjadi mahasiswa berprestasi?” saya kan masih maba (mahasiswa baru). Jawabannya adalah BISA (bahasa Banyuwanginnya adalah: Iso). Tapi saya tidak punya prestasi apa-apa semenjak SMA dan belum pernah meraih prestasi apa pun, “apakah saya masih bisa untuk menjadi mahasiswa berprestasi?” jawabannya tetap sama, yaitu “BISA”. Setiap mahasiswa baru memiliki hak yang sama untuk menjadi mahasiswa berprestasi. Akan tetapi menjadi mahasiswa berprestasi tak semudah membalikkan telapak tangan, tergantung dengan usaha dan jerih payah kita masing-masing. Masih ingat kan dengan dalilnya, bahwa “Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sebelum kaum itu merubahnya dengan diri mereka sendiri” (Q.S. Ar-Ra’d: 11). Jadi, kalau mau menjadi mahasiswa berprestasi harus benar-benar disiapkan sejak dini (ya, sejak masih menjadi maba). Apa saja persiapannya? kita lihat saja nanti (oh maaf kita baca saja tulisan dibawah ini, hehe)
“Apakah saya bisa menjadi mahasiswa berprestasi?” saya kan masih maba (mahasiswa baru). Jawabannya adalah BISA (bahasa Banyuwanginnya adalah: Iso). Tapi saya tidak punya prestasi apa-apa semenjak SMA dan belum pernah meraih prestasi apa pun, “apakah saya masih bisa untuk menjadi mahasiswa berprestasi?” jawabannya tetap sama, yaitu “BISA”. Setiap mahasiswa baru memiliki hak yang sama untuk menjadi mahasiswa berprestasi. Akan tetapi menjadi mahasiswa berprestasi tak semudah membalikkan telapak tangan, tergantung dengan usaha dan jerih payah kita masing-masing. Masih ingat kan dengan dalilnya, bahwa “Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sebelum kaum itu merubahnya dengan diri mereka sendiri” (Q.S. Ar-Ra’d: 11). Jadi, kalau mau menjadi mahasiswa berprestasi harus benar-benar disiapkan sejak dini (ya, sejak masih menjadi maba). Apa saja persiapannya? kita lihat saja nanti (oh maaf kita baca saja tulisan dibawah ini, hehe)
Dari tadi ngomongin mahasiswa
berprestasi, sebenarnya apa sih mahasiswa berprestasi itu? Mahasiswa
Berprestasi (Mapres) adalah mahasiswa yang berhasil mencapai prestasi
tinggi, baik kurikuler maupun ko/ekstrakurikuler, mampun berkomunikasi dengan
menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris/Asing, bersikap positif, serta
berjiwa Pancasila (pengertian menurut pedoman pemilihan mahasiswa berprestasi
tahun 2013)। Pemilihan….!!!, owh ternyata ada
pemilihannya juga toh? Kayak pemilu saja. Berarti ada syarat-syaratnya juga
donk untuk bisa menjadi kandidat dalam pemilihan mahasiswa berprestasi? jawabannnya,
iya. Terus cara pemilihannya seperti apa? Terus apa yang harus disiapkan agar
bisa menjadi mahasiswa berprestasi? saya kan masih maba? Okelah kalau begitu,
bacalah penjelasan di bawah ini dengan sebaik-baiknya.
Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Mapres)
adalah ajang rutin yang diselenggarakan tiap tahun (biasanya mulai bulan
Januari sampai Agustus) oleh Direktorat Pembelajaran Dan Kemahasiswaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) Kementerian Pendidikan Dan
Kebudayaan. Pemilihan Mahasiswa Berprestasi dilaksanakan secara berjenjang
mulai dari pemilihan mahasiswa berprestasi tingkat Jurusan/departemen/bagian;
tingkat Fakultas; baru kamudian tingkat Perguruan Tinggi
(universitas/institut/sekolah tinggi) masing-masing. Kemudian 1 orang mapres terbaik
tiap universitas akan masuk ke seleksi selanjutnya menuju seleksi mapres
tingkat nasional. (memang panjang tahapnya, jadi mapres yang masuk sampai
tingkat nasional benar-benar mahasiswa yang luar biasa kiprahnya). Secara umum
kriteria pemilihan mapres ini, berdaraskan atas kriteria sebagai berikut:
1. Indeks
Prestasi Kumulatif (IPK) (20%),
2. Karya
Tulis Ilmiah (30%),
3. Kegiatan
dan ekstra kurikuler (25%),
4. Kemampuan berbahasa Inggris / Asing (25%)
Kalau melihat kriteria tersebut
memang harus benar-benar mahasiswa yang bisa seimbang dalam akademiknya,
organisasi (aktivis)nya, prestasinya (terutama dalam bidang karya tulis ilmiah
atau pun prestasi yang lainnya), dan juga kemampuan berbahasa inggris atau
bahasa asing yang lainnya। Seorang mahasiswa yang IPK-nya
tinggi (baik akademiknya), tapi dia tidak aktif dalam kegiatan organisasi, baik
UKM, HIMA, BEM, BEMF, atau organisasi yang lainnya maka dia akan pesimis duluan
atau dalam artian mundur sebelum berperang. (Baca: UKM=Unit Kegiatan Mahasiswa,
HMJ= Himpunan Mahasiswa Jurusan, BEM= Badan Eksekutif Mahasiswa, BEMF= Badan
Eksekutif Mahasiswa fakultas). Begitu juga sebaliknya, kalau cuma aktif sebagai
aktivis yang sejati tetapi kurang baik dalam akademik (IPK)nya maka akan sulit
untuk masuk menjadi kandidat mapres. Karena biasanya penilaian pertama adalah
berdasarkan IPK. Mengikuti kegiatan ko-ekstra kurikuler juga sangat mendukung
dalam penilaian, seperti menjadi asisten, mengikuti seminar, talkshow, workshop
dan sebagainya atau pun prestasi lain yang pernah diraih selama mahasiswa baik
ilmiah maupun non ilmiah, atau juga kegiatan non-akademik lainnya seperti
berwirausaha, mengajar di bimbel, dan lain sebagainya juga dinilai dalam
pemilihan mapres. Jadi kalau mau ingin menjadi kandidat mapres harus bisa seimbang
semuanya, yaitu Akademik OK, Aktivis OK, Kegiatan ko-ekstrakurikuler OK, dan
kemampuan berbahasa inggris yang OK pula.
Adapun persyaratan dalam pemilihan
mahasiswa berprestasi meliputi persyaratan umum dan persyaratan khusus.
Persyaratan umum *) adalah persyaratan yang harus dipenuhi oleh
peserta sebagai kelengkapan pemilihan mahasiswa beprestasi, adalah:
1. Warga negara Republik Indonesia yang terdaftar dan
aktif sebagai mahasiswa program S1/D-IV maksimal semester VIII dan pada saat
pemilihan Mahasiswa Berprestasi di tingkat nasional belum dinyatakan lulus,
serta berusia tidak lebih dari 24,00 tahun. Hal ini dibuktikan dengan Kartu
Tanda Mahasiswa (KTM) yang masih berlaku.
2. Indeks Prestasi Kumulatif (IP seluruh matakuliah yang
lulus) rata-rata minimal 2,75.
3. Surat Pengantar dari pejabat yang berwenang yang
menyatakan bahwa mahasiswa yang diusulkan adalah pemenang pertama hasil
seleksi.
4. Belum pernah menjadi finalis pemilihan Mahasiswa
Berprestasi tingkat nasional pada tahun sebelumnya.
Persyaratan khusus *) adalah
persyaratan yang harus dipenuhi oleh peserta pemilihan mahasiswa beprestasi,
yang akan dinilai oleh tim juri sesuai dengan prestasi yang dimiliki, adalah:
1. Daftar rekapitulasi Indeks Prestasi Kumulatif per
semester seperti yang tertera pada
Lampiran 1.
2. Karya Tulis Ilmiah ditulis dalam bahasa Indonesia baku.
3. Ringkasan (bukan abstrak) ditulis dalam bahasa
Inggris/Asing (Prancis/Jerman/ Spanyol/Arab/China/Rusia).
4. Formulir isian kegiatan ko dan ekstrakurikuler serta
dokumen pendukungnya. Semua salinan bukti kegiatan penunjang harus dilampirkan
dan disusun secara berurutan sesuai dengan urutan dari isian kegiatan pada Lampiran
9. Bukti kegiatan penunjang (sertifikat atau bukti lainnya) hanya dapat
digunakan satu kali sebagai alat bukti.
Ketentuan persyaratan umum,
persyaratan khusus, dan ketentuan lainnya dalam pemilihan mahasiswa berprestasi
dapat dilihat disini: Pedoman Pemilihan Mahasiswa Berprestasi).
Maba, sudah siap untuk menjadi
Mapres? Siapkan sejak sekarang juga. Persiapan yang harus dilakukan sejak
pertama kali menjadi maba adalah:
1. Akademik yang baik (kuliah, praktikum, dan
tugas-tugas yang lainnya), usahakan punya targetan IP (Indeks Prestasi) yang
akan dicapai dalam tiap semesternya. Oya, maba kan belum tahu IP yah, kalau mau
tahu baca aja di artikel saya yang sebelumnya berjudul: IPK itu Pilihan (klik
disini).
2. Menjadi aktivis (berorganisasi): bisa di UKM,
HIMA, BEM, IOMS, atau organisasi yang lainnya (baik yang tingkat jurusan,
fakultas, universitas, regional, atau pun tingkat nasional). Karena kalau kita
ikut dalam berorganisasi itu banyak sekali manfaatnya dan manfaat itu terkadang
tidak ada di kuliah (jarang didapatkan ketika kuliah dalam ruangan). Manfaat
ikut berorganisasi antara lain: ukhuwah (kebersamaan), peduli, jiwa leadership
(kepemimpinan), disiplin, tanggung jawab, kekeluargaan, kerja sama, manajemen,
strategi, relasi, informasi, dan yang pasti adalah kenangan yang tak kan pernah
terlupakan.
3. Mengikuti kegiatan ko-ekstrakurikuler: jadi
ketika kuliah jangan cuma berkutat di level akademik saja (istilahnya
IP-minded), ikutilah kegiatan yang lainnya yang tentunya bermanfaat dan
berdampak pada pengembangan diri kita. Sebagai contoh seperti mengikuti:
seminar, workshop, pelatihan, talkshow, atau kompetisi penalaran tentang
kemahasiswaan seperti PKM (Program Kreativitas Mahasiswa), PMW (Program
Mahasiswa Wirausaha), dan event-event lainnya sangat banyak sekali. Atau bidang
seni ada PEKSIMINAS (Pekan Kesenian Mahasiswa Nasional), bidang olahraga ada
POMNAS (Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional), dan bidang-bidang lainnya, tentunya
sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki masing-masing mahasiswa.
4. Kemampuan berbahasa Asing (minimal bahasa Inggris):
bisa belajar secara otodidak, bergabung dengan ukm/organisasi yang fokus pada
bidang bahasa inggris (English), atau ikut kursus bahasa asing pada
lembaga-lembaga tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar